Culture beyond the Classroom

Pertumbuhan Perdagangan RI Tertinggi Keempat


Indonesia diramalkan berada dalam posisi keempat sebagai negara dengan pertumbuhan volume perdagangan tertinggi di dunia pada 2025. Posisi Indonesia yang ditaksir mencatat pertumbuhan sebesar 7,3 persen per tahun itu berada di bawah Mesir, India, dan Vietnam.

Proyeksi tersebut diperoleh dari Laporan HSBC Trade Connection Report 2011 yang mengungkap tren dan outlook perdagangan internasional. Laporan ini berdasarkan dari HSBC Trade Confidence Index (TCI) dan HSBC Trade Forecast.
HSBC Trade Forecast merupakan laporan yang memprediksi mengenai perkembangan perdagangan dalam 5, 10, dan 15 tahun ke depan. Laporan yang mencakup 36 negara itu merupakan hasil kerja sama antara HSBC dan Delta Economics.

Dalam laporan itu disebutkan total pertumbuhan perdagangan Indonesia dalam 15 tahun ke depan diprediksi naik sebesar 144 persen yang didorong oleh ekspor komoditas. Selain itu, pada 2025 nilai perdagangan Indonesia diprediksi meningkat menjadi US$619,6 miliar dari US$280,4 miliar pada 2010.

Prediksi terhadap pertumbuhan perdagangan Indonesia itu sejalan dengan optimisme pelaku perdagangan antar negara. Dalam hasil survei HSBC TCI pada semester kedua tahun ini disebutkan optimisme eksportir dan importir Indonesia naik 21 poin ke level 144. Kondisi itu menjadikan pelaku perdagangan Indonesia paling optimistis di antara negara–negara yang di survei.

Sebesar 64 persen atau lebih dari setengah pebisnis ekspor impor yang disurvei mengaku optimistis bahwa volume perdagangan akan meningkat dalam enam bulan ke depan.

Laporan HSBC ini juga mencatat koridor perdagangan Asia akan naik 96 persen mencapai US$14 triliun pada 2025 dan menjadi pendorong utama pertumbuhan perdagangan dunia. Empat negara berkembang di Asia yakni Indonesia, India, Vietnam, dan China masuk dalam lima besar negara dengan tingkat pertumbuhan perdagangan tertinggi hingga 2025.

Head of Trade HSBC Indonesia Nirmala Salli, mengatakan, tingkat optimisme dari pelaku perdagangan pada survei kali ini tidak hanya naik secara signifikan, tetapi juga menjadikan eksportir dan importir Indonesia memiliki optimisme tertinggi.

Tren ini, ujar Nirmala, penting untuk dicermati karena berdampak terhadap kebutuhan eksportir kepada akses pembiayaan perdagangan. Dengan optimisme terhadap naiknya volume perdagangan, membaiknya kualitas pemasok dan pembeli, serta kepercayaan terhadap stabilitas nilai tukar dan regulasi, pelaku bisnis percaya diri untuk meluaskan ekspansi ke luar negeri yang tentunya akan membutuhkan tambahan modal. “Kesiapan sektor perbankan diperlukan dalam mendukung hal ini,” kata dia

Namun, Nirmala mengingatkan, fluktuasi nilai tukar dan regulasi merupakan dua tantangan utama di tengah optimisme pelaku perdagangan internasional. Selain itu, menurunnya permintaan terhadap produk mereka juga menjadi salah satu kendala utama yang semakin dikhawatirkan pelaku bisnis.

Filed under: INDONESIA KU, SPECIAL NEWS

Leave a comment

free counters